Orang sering menyebut pesawat penumpang berbaan besar sebagai pesawat jet. Itu tidak salah. Awalnya, mesin pesawat memakai turbojet, kemudian berkembang pula turboboprop, hingga sekarang menjadi turbofan. Disebut fan, karena baling-balingnya di mesin. Fungsinya, memperbanyak aliran udara ke dalam mesin sekaligus mengsasilkan daya dorong
Mesin jet berkerja berdasarkan Hukum Newton III: aksi dan reaksi. Prinsipnya, hembusan udara keluar lebih cepat dari tubuh pesawat, menghasilkan daya dorong sehingga pesawat dapat melaju. Pemasangan baling-balnig menambah energi ke saluran udara di dalam mesin, sekaligus bisa menambah kecepatan pesawat.
Turbofan daengan teknologi terbaru yang disebut high-baypass mampu mencampurkan enam sampai delapan pound aliran udara untuk setiap pound udara yang melalui mesin. Rasio udara bypass yang besar ini dapat mengirit bahan bakar serta mengurangi kebisingan mesin. "Ada titik cerah antara perpaduan kinerja mesin, emisi dan kebisingan, " jelas Dale Carlson, Technlogy advance manager di GE Aviation di Evandale, Ohio, Amerika Serikat. Pengembangan teknologinya bekutat di ketiga hal tadi.
Dalam dunia penerbangan, harga bahan bakar sangat berpengaruh. "Kalau kita dapat membuat penghematan lima persen saja, itu sudah bagus," kata Gary Roberge, director advanced technology di Pratt dan Whitney di Est Hartford, Conn.
Upaya itu diimbangi juga dengan pengembangan wadah mesin berbahan termoplastik, bagian-bagian mesin dari alumunium untuk mengurangi bobot pesawat. Agar pembakaran lebih efesien, dipakai pula campuran nikel dan komposit matriks keramik yang tahan terhadap temperatur tinggi.
Meski teknologi mesin pesawat terbang terus dikembangkan dai banyak tempat, para ahli yakin turbofan masih mamu bertahan setidaknya 10-20 tahun lagi. (SA/Tj)
ICanDoIt's
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment